SUKOHARJO - Dalam memerangi terorisme dan
radikalisme, muspika, muspida, pelajar, mahasiswa, ormas, MTA, LDII, MUHAMMADIYAH, Santri SMA Ponpes Al-Mukmin Ngruki dan elemen
masyarakat di Sukoharjo berjumlah kurang lebih 26.955 orang menggelar deklarasi anti terorisme dan anti
radikalisme di Alun – alun Satya Negara Sukoharjo.
Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengatakan, kegiatan ini di lakukan
untuk mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memerangi terorisme
dan radikalisme di Indonesia.
“Kita harus bersatu dan bersama untuk memerangi terorisme dan
radikalisme yang ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo,”ungkapnya,
Jumat(29/7/2016).
Terkait hal itu, Ketua MUI Sukoharjo Yazid Anwari, mengatakan, MUI
menolak keras aksi terorisme mapun radikalisme, sebab, perbuatan itu
tidak sesuai dengan ajaran agama.
“Itu akan memecah belah persatuan dan kesatuan di masyarakat
Sukoharjo ataupun di Negara Republik Indonesia (NKRI) ini,”terang dia.
Sementara itu, Deputi Manajer MURI Ariyani Siregar mengatakaan,
pihaknya sudah beberapa kali ke Sukoharjo untuk mencatat rekor yang
dibuat. Menurut dia, aksi deklarasi ini menumbangkan rekor Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Saud Usman Nasution
yang dibuat 2015 lalu. Saat itu digelar aksi penyuluhan antiterorisme di
180 sekolah dengan jumlah peserta 7.200 peserta. ”Kami catatkan rekor
hari ini dalam nomor 7.508,” ucap dia. (budi masterpiece/mtaskh7)